setiawanteguh
Selasa, 14 Maret 2017
Selasa, 15 September 2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Abon merupakan salah satu jenis
makanan awetan berasal dari daging (sapi, kerbau, ikan laut) yang disuwir-suwir
dengan berbentuk serabut atau dipisahkan dari seratnya. Kemudian ditambahkan
dengan bumbu-bumbu selanjutnya digoreng. Dalam SNI 01-3707-1995 disebutkan abon
adalah suatu jenis makanan kering berbentuk khas, dibuat dari daging, direbus
disayat-sayat, dibumbui, digoreng dan dipres. Abon sering dimanfaatkan masyarakat sebagai solusi untuk penganti lauk
yang harganya mahal, untuk itu banyak perusahan yang bergerak dibidang
pembuatan abon agar pemenuhan persediaan abon dapat terpenuhi.
Salah
satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu perusahaan
adalah pengendalian persediaan (inventory
controll), karena kebijakan persediaan secara fisik akan berkaitan dengan
investasi dalam aktiva lancar di satu sisi dan pelayanan kepada pelanggan di
sisi lain. Pengaturan persediaan ini berpengaruh terhadap semua fungsi bisnis ( operation,
marketing, dan finance). Berkaitan dengan persediaan ini terdapat konflik
kepentingan diantara fungsi bisnis tersebut. Finance menghendaki tingkat
persediaan yang rendah, sedangkan Marketing dan operasi menginginkan tingkat
persediaan yang tinggi agar kebutuhan konsumen dan kebutuhan produksi dapat
dipenuhi.
Berkaitan dengan kondisi
di atas, maka perlu ada pengaturan terhadap jumlah persediaan, baik bahan-bahan
maupun produk jadi, sehingga kebutuhan proses produksi maupun kebutuhan
pelanggan dapat dipenuhi. Tujuan utama dari pengendalian persediaan adalah agar perusahaan selalu mempunyai
persediaan dalam jumlah yang tepat, pada waktu yang tepat, dan dalam
spesifikasi atau mutu yang telah ditentukan sehingga kontinuitas usaha dapat terjamin
(tidak terganggu).
Usaha
untuk mencapai tujuan tersebut tidak terlepas dari prinsip-prinsip ekonomi,
yaitu jangan sampai biaya-biaya yang dikeluarkan terlalu tinggi. Baik
persediaan yang terlalu banyak, maupun terlalu sedikit. Untuk itu banyak
perusahaan yang kemudian membuat analisis mengunakan Operations Research (OR)
yang merupakan peralatan
manajemen yang menyatukan ilmu pengetahuan, matematika dan logika dalam
kerangka pemecahan masalah-masalah yang dihadapi sehari-hari, sehingga akhirnya
permasalahan tersebut dapat dipecahkan secara optimal. Peralatan atau alat yang biasanya sering
digunakan dalam Operations Research adalah POM QM.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah yang
dapat diambil dalam penelitian ini adalah :
1. Berapa
kuantitas persediaan ekonomis yang harus diputuskan perusahaan berdasarkan metode EOQ with Quantity Discount?
2. Berapa
kuantitas persediaan ekonomis yang harus diputuskan perusahaan berdasarkan metode EOQ non Quantity Discount?
1.3 Tujuan
Berdasarkan masalah diatas maka
tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui
pembuatan rencana kebutuhan persediaan jumlah produksi berdasarkan EOQ with Quantity Discount.
2. Mengetahui
pembuatan rencana kebutuhan persediaan jumlah produksi berdasarkan dan EOQ non Quntity Discount.
1.4 Batasan Masalah
Adapun batasan
masalah dalam pembahasan makalah ini kami mencoba membahas mengenai analisis persediaan yang menggunakan metode EOQ with discount dan EOQ non discount mengunakan dengan POM QM dan di bandingkan dengan
perhitungan secara manual matematis agar diketahui kebenaranya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Operations Research
Riset Operasi adalah metode untuk
memformulasikan dan merumuskan
permasalahan sehari-hari baik mengenai bisnis, ekonomi, sosial maupun
bidang lainnya ke
dalam pemodelan matematis untuk mendapatkan solusi yang optimal (Bambang Yuwono, 2007).
Churchman,Arkoff dan Arnoff. 2012, mendefinisikan riset operasi sebagai aplikasi metode-metode,
teknik-teknik dan peralatan-peralatan ilmiah dalam menghadapi masalah-masalah
yang timbul di dalam operasi perusahaan dengan tujuan ditemukannya pemecahan
yang optimum dari masalah tersebut.
2.2
Inventory (Persediaan)
Persediaan (inventory) memiliki arti
penting bagi perusahaan karena merupakan salah satu asset yang nilainya besar, secara umumhampir mencakup 40% dari
total modal yang diinvestasikan.
Persediaan memiliki beberapa fungsi yang dapat menambah fleksibilitas
dari operasi
perusahaan.(
Infokom, 2014).
Terdapat 4 jenis persediaan antara lain : persediaan bahan mentah, persediaan barang dalam proses (Work-in-process-WIP), persediaan
MRO (perlengkapan pemeliharaan/perbaikan/operasi), dan persediaan barang jadi. Model Persediaan berkaitan
erat dengan jenis permintaan, yaitu
permintaan dependen dan independen, sehingga metode yang digunakan juga berbeda.( Infokom, 2014).
2.3 POM QM
POM - QM for Windows (
juga dikenal sebagai POM untuk Windows dan QM untuk Windows ) . adalah
perangkat lunak yang biasa digunakan pada bidang Manajemen operasional, metode kuantitatif , atau riset operasi.
POM – QM dirancang untuk membantu dalam mempelajari dan memahami permasalahan pada bidang Operasional. Perangkat lunak ini dapat
digunakan baik untuk memecahkan masalah atau untuk memeriksa
jawaban yang telah diselesaikan secara manual. POM - QM berisi sejumlah
model, dan sebagian besar masalah yang ada pada bidang operasional. (Adi Indrayanto.2013)
2.4 Metode Ekonomi Order Quantity (EOQ)
Analisis
EOQ adalah analisis yang digunakan untuk menentukan volume atau jumlah pembelian
yang paling ekonomis setiap kali pembelian (Gitosudarmo 2002:101). Menurut
Nasution (2008), Ecoonomic Order Quantity
merupakan system pengendalian persediaan yang menggunakan matematika dan
statistic sebagai alat bantu utama dalam memecahkan masalh kuantitatif. Metode
ini bertujuan untuk menentukan mengoptimalkan ukuran pemesanan ekonomis (EOQ),
titik pemesanan kembali (ROP) dan jumlah cadangan pengaman (safety stock).
Pada pendekatan EOQ, tingkat ekonomis dicapai pada
keseimbangan antara biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Jika ukuran lot
besar biaya pemesanan akan turun tetapi biaya penyimpanan naik. Sebaliknya ,
jika ukuran lot kecil maka biaya pemesanan akan naik tetapi biay penyimpanan
turun. Model EOQ menyarankan untuk memlihara lot pesanan yang menyeimbangkan
biaya pemesanan dan biaya penyimpanan
2.5 Abon
Abon dapat merupakan jenis lauk pauk
kering berbentuk khas dengan bahan baku
pokok berupa daging atau ikan. Pengolahan abon dilakukan dengan cara direbus, dicabik-cabik, dibumbui, digoreng, dipres. Bahan
campuran abon dapat
menggunakan bahan nabati, misalnya keluwih atau jantung pisang (Fachruddin, 1997). Bagi masyarakat kita, abon bukan
merupakan produk yang asing. Abon dapat
diperoleh di pasar atau di toko-toko yang menjual bahan pangan (Anonim, 2012).
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2014, diwilayah Desa Sekaran Kabupaten Lamongan. Penentuan
lokasi penelitian ini dilakukan secara purposive (sengaja) dengan
pertimbanagan bahwa daerah tersebut penduduknya sebagian besar adalah pembuat
abon.
3.2 Metode Pengambilan Data
Data yang
digunakan dalam penelitian adalah data sekunder yang merupakan data secara
diskriptif. Data sekunder diperoleh dari pustaka-pustaka yang relevan, jurnal,
dan beberapa instansi yang terkait seperti BPS, Kantor Desa dan Dinas Setempat.
3.3 Metode
Analisis Data
Adapun metode analisis yang digunakan adalah dengan analisis Inventory
non diskon dengan Inventory dengan Diskon.
3.3.1 POM Inventory Tanpa Diskon
dan Dengan Diskon
1. Langkah – Langkah dalam POM Inventory Tanpa Diskon
a.



Jalankan program POM, Module Inventory New Economic Order Quantity (EOQ) compute reorder point.




b.
Pada
bagian title, ketikan judul sesuai dengan soal dan Klik OK.
c.
Isikan data sesuai dengan soal, klik solve
dan Muncul Output Inventory Result dan Cost Curve.
2. Langkah – Langkah dalam POM Inventory Tidak Diskon
a.



Jalankan program POM, Module Inventory New Quantity Discout (EOQ) Ubah 3 pada Number Of Price Ranges.




b.
Pada
bagian title, ketikan judul sesuai dengan soal dan Klik OK.
c.
Isikan data sesuai dengan soal, klik solve
dan Muncul Output Inventory Result dan Cost Curve.
3.3.2
Analisis Matematis Inventory Tanpa Diskon dan Dengan
Diskon
a. Menghitung nilai EOQ (Economic Order Quantity)
EOQ (Tanpa Diskon) = Q* =
atau Dengan Diskon 


Ket : Q* : Kuantitas
barang setiap kali pemesanan.
D
: Jumlah permintaan
kebutuhan bahan baku dalam suatu periode.
S : Biaya setiap kali pesan
H/i : % Holding Cost (Biaya Penyimpanan Tahunan )
b. Menghitung Nilai Average Inventory
Average Inventory = Q/2
c. Menghitung Nilai Order Per Period (yaer)
Order Per Period = D/Q
d. Menghitung Nilai Annual Setup Cost
Annual Setup Cost = (D/Q). S
e. Menghitung Nilai Annual Holding Cost
Annual Holding Cost (Tanpa Diskon ) = (Q/2).
H
Annual Holding Cost (Dengan Diskon ) = (Q/2). H.C
f. Menghitung Unit Cost
Unit Cost =
D x C
g. Menghitung Total Cost
Total Cost = Unit Cost + Annual Setup + Annual
Holding
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Studi Kasus
Toko CV.Abon Indah adalah toko yang menjual abon
daging, salah satu produknya adalah abon daging lele. Produk tersebut merupakan
produk yang tingkat permintaanya cukup besar. CV. Abon Indah meramalkan bahwa
permintaan abon daging lele ditahun 2015 adalah sebesar 50.000 unit. Pada saat
melakukan pemesanan Toko CV Abon Indah harus membayar biaya pengiriman sebesar
Rp. 30.000, dan biaya upah sopir sebesar Rp. 20.000. Abon daging lele yang
tersedia di Toko CV Abon Indah memerlukan biaya pengecekan kemasan sebesar 4 % atau
Rp. 240,- dari harga perunit produknya. Dengan jumlah kerja selama satu tahun
adalah 300 hari.
Toko CV Abon Indah mendapatkan produk abon Daging lele
dari pemasoknya, yaitu PT. Abon Jaya . Toko PT Abon Jaya memberikan Diskon
untuk pembelian dengan range (kisaran) seperti pada table :
Tabel 1. Data Diskon
Range
|
Lower
|
Upper
|
Diskon
|
Harga perunit(Rp)
|
A
|
1
|
5000
|
|
6000
|
B
|
5001
|
7000
|
|
5500
|
C
|
7001
|
Tak terhingga
|
|
5000
|
Sumber : Data diolah 2014.
Adapun analisis dari data diatas dapat
diketahui nilai :
D : 50.000 unit /tahun
S : Rp. 30.000 + Rp. 20.000 = Rp.
50.000,-
H : Rp. 6000 – 4% = Rp. 240
i : 4 % = 0,04
C : Ca :
6000
Cb :
5500
Cc :
5000
4.2 Inventory Non Diskon
4.2.1 Out put POM QM Inventory Non Diskon
Tabel 2. Out put Inventory Non Diskon

Sumber : Data diolah 2014
Berdasarkan output data POM dengan menggunakan EOQ non
discount didapatkan hasil kuantitas pesanan yaitu 4564,35
unit Abon,
rata-rata persediaan sebanyak 2282,18 unit Abon, menerima
order sebanyak 10,95
kali, biaya pengiriman pasokan Abon
selama 1 tahun yaitu sebesar Rp 547.722,6,-, biaya perawatan
pasokan beras selama 1 tahun yaitu sebesar Rp 547.722,6,-, permintaan pasokan beras
per harinya yaitu sebanyak 166,67
Abon, dan total biaya yang
harus dikeluarkan pada saat pemesanan pasokan Abon yaitu sebesar Rp 1.095.445,0,-.
4.2.2
Perhitungan Matematis Inventory Non Diskon
1. Menghitung nilai EOQ (Economic Order Quantity)
EOQ =



240
= 4564,35
Berarti kuantitas
pesanan yang harus disediakan perusahaan untuk meminimalkan biaya yang
berhubungan dengan persediaan adalah 4564,35 Unit
2. Menghitung Nilai Average Inventory
Average Inventory = Q/2
=
4564,35 / 2
=
2282,18
Berarti rata-rata persediaan yang akan terjadi (dalam satuan unit) adalah 2282,18 unit.
3. Menghitung Nilai Order Per Period (yaer)
Order Per Period = D/Q
=
50000 / 4564,35
=
10,95
Berarti
dalam 1 tahun perusahaan dapat menerima order sebanyak 10,95 kali order.
4. Menghitung Nilai Annual Setup Cost
Annual Setup Cost = (D/Q). S
=
(50000 / 4564,35) x 50000
=
547722,6
Berarti
biaya pengiriman atau pemesanan
Abon selama 1 tahun yaitu
sebesar Rp 547.722,6
5. Menghitung Nilai Annual Holding Cost
Annual Holding Cost = (EOQ/2). H
=
(4564,35/2) x 240
=
547722,6
Berarti biaya perawatan
dan penyimpanan Abon selama 1 tahun yaitu sebesar Rp. 547.722,6
6. Perhitungan
Daily Demand Rate



Berarti permintaan Abon per harinya yaitu sebanyak 166,67 Abon.
7. Menghitung Total Cost
Total Cost =
Unit Cost + Annual Setup + Annual Holding
= 0 + 547722,6+ 547722,6
=
1095445,0
Total biaya yang harus dikeluarkan pada saat pemesanan Abon yaitu sebesar Rp. 1095445,0,-
4.3 Inventory Dengan Diskon
4.3.1 Out put POM QM Inventory Dengan
Diskon
Tabel 3. Out put Inventory Dengan Diskon

Sumber : Data diolah 2014
Berdasarkan output data POM dengan metode EOQ
with discount yang sudah disesuaikan diperoleh hasil yaitu kuantitas
pesanan sebanyak 7001 unit Abon,
rata-rata persediaan sebanyak 3500,5 unit abon, menerima order sebanyak
7,14 kali order, biaya pengiriman pasokan abon selama 1 tahun yaitu sebesar Rp 357.091,8,-, biaya perawatan pasokan beras selama 1
tahun yaitu sebesar Rp 700.100,-, biaya per unit yaitu sebesar Rp.250.000.000,-, total biaya yang harus dikeluarkan
yaitu sebesar Rp.250.000.000,-.
4.3.2
Perhitungan Matematis Inventory Dengan
Diskon
1. Menghitung nilai EOQ (Economic Order Quantity)
EOQ 

a. EOQa

= 4564,35
b. EOQb 

= 4767,31
c. EOQc 

= 5000
Berarti kuantitas pesanan yang harus disediakan perusahaan untuk
meminimalkan biaya yang berhubungan dengan persediaan adalah Pada EOQa sebesar 4564,35 unit, EOQb
sebesar 4767,31 unit, dan EOQc sebesar 5000 unit Abon.
Adapun analisis nilai EOQ yang
dihasilkan sudah berada dalam range kelompoknya masing-masing.
Tabel 4. Tabel Penyesuaian EOQ
No
|
Lower
|
Upper
|
EOQ
|
Penyesuaian
|
1
|
1
|
5000
|
4564,35
|
Masuk dalam Range
|
2
|
5001
|
7000
|
4767,31
|
Masuk dalam Range
|
3
|
7001
|
Tak Terhingga
|
5000
|
5000 < 7001, jadi dibuat range terkecil adalah
7001
|
2. Menghitung Nilai Average Inventory
Average Inventory = EOQ/2
a. Average Inventory EOQa = 4564,35
/ 2
= 2282,175
b. Average Inventory EOQb = 4767,31
/ 2
= 2383,655
c. Average Inventory EOQc = 7001
/ 2
= 3500,5
Berarti
rata-rata persediaan yang akan terjadi (dalam satuan unit) adalah 2282,175 unit pada EOQa, 2383,665 unit pada
EOQb, dan terbesar 3500,5 unit pada EOQc.
3. Menghitung Nilai Order Per Period (yaer)
Order Per Period = D / EOQ
a. Order Per Period EOQa =
50000 / 4564,35
= 10,95
b. Order Per Period EOQb =
50000 / 4767,31
= 10,48
c. Order Per Period EOQc =
50000 / 7001
= 7,14
Berarti dalam 1 tahun perusahaan dapat
menerima order sebanyak 10,95
kali pada EOQa, 10,48 Kali pada EOQb, 7,14 kali
pada EOQc.
4. Menghitung Nilai Annual Setup Cost
Annual Setup Cost = (D/EOQ). S
a. Annual Setup Cost EOQa =
(50000 / 4564,35) x 50000
= 547723,11
b. Annual Setup Cost EOQb =
(50000 / 4767,31) x 50000
= 524404,74
c. Annual Setup Cost EOQc =
(50000 /7001) x 50000
= 357091,8
Berarti biaya pengiriman pasokan Abon selama 1 tahun yaitu EOQa sebesar Rp.547.723,11,-, EOQb sebesar Rp. 524.404,74,-, dan EOQc
sebesar Rp. 357.091,8,-.
5. Menghitung Nilai Annual Holding Cost
Annual Holding Cost = (EOQ/2). H. C
a. Annual Holding Cost EOQa = (4564,35/2)
x 0,04 x 6000
= 547722
b. Annual Holding Cost EOQb = (4767,31/2)
x 0,04 x 5500
= 524404,1
c. Annual Holding Cost EOQc =
(7001/2) x 0,04 x 5000
= 700100
Berarti biaya perawatan Abon selama 1 tahun yaitu EOQa sebesar Rp. 547.722,-, EOQb sebesar Rp. 524.404,1,-, dan EOQc
sebesar Rp. 700.100,-
6. Menghitung Unit Cost
Unit Cost =
D x C
a. Unit Cost EOQa = 50000 x
6000
= 300000000
b. Unit Cost EOQb = 50000 x
5500
= 275000000
c. Unit Cost EOQc = 50000 x
5000
= 250000000
Biaya per unit yang harus dikeluarkan pada
saat pemesanan pasokan Abon
yaitu EOQa sebesar
Rp. 300.000.000,-, EOQb sebesar Rp.
275.000.000,-, dan EOQc sebesar Rp. 250.000.000,-
7. Menghitung Total Cost
Total Cost = Unit Cost + Annual Setup + Annual
Holding
a. Total Cost EOQa = 300000000 +
547723,11 + 547722
= 301095445,11
b. Total Cost EOQb = 275000000
+ 524404,74 + 524404,1
= 275604880,89
c. Total Cost EOQc = 250000000
+ 357091,8 + 700100
= 251057200
Total biaya yang harus dikeluarkan pada saat pemesanan pasokan Abon yaitu EOQa sebesar Rp. 301.095.445,11,-, EOQb sebesar Rp. 275.604.880,89,-,
dan EOQc sebesar Rp. 251.057.200,-.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan
hasil pembahasan data diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1) Berdasarkan
pengujian data dengan menggunakan EOQ non discount didapatkan hasil kuantitas
pesanan yaitu 4564,35 unit Abon, rata-rata persediaan
sebanyak 2282,18 unit Abon, menerima order sebanyak
10,95 kali, biaya pengiriman
pasokan Abon
selama 1 tahun yaitu sebesar Rp 547.722,6,-, biaya perawatan
pasokan beras selama 1 tahun yaitu sebesar Rp 547.722,6,-, permintaan pasokan
beras per harinya yaitu sebanyak 166,67
Abon, dan total biaya yang
harus dikeluarkan pada saat pemesanan pasokan Abon yaitu sebesar Rp 1.095.445,0,-.
2)
Berdasarkan
analisis perhitungan EOQ with discount
yang sudah disesuaikan diperoleh hasil yaitu kuantitas
pesanan sebanyak 7001 unit Abon,
rata-rata persediaan sebanyak 3500,5 unit abon, menerima order sebanyak
7,14 kali order, biaya pengiriman pasokan abon selama 1 tahun yaitu sebesar Rp 357.091,8,-, biaya perawatan pasokan beras selama 1
tahun yaitu sebesar Rp 700.100,-, biaya per unit yaitu sebesar Rp.250.000.000,-, total biaya yang harus dikeluarkan
yaitu sebesar Rp.250.000.000,-.
5.2 Saran
Analisis
persediaan atau inventory dapat mempermudah kita dalam mengetahui berapa
tingkat jumlah persediaan yang masih ada. Sebaiknya jika bekerja atau
mendirikan perusahaan manufacture analisis ini sangat berguna dan bermanfaat
untuk dipelajari, karena sangat diperlukan untuk mengevaluasi perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Adi Indrayanto. 2013. Pemecahan Masalah Linier Programming denganMenggunakan
POM-QM for Windows. Universitas Jendral Seodirman. Purwokerto.
Anonim.2012. Abon Sebagai Bahan Alternatif Pangan. http:// Abon sebagai Bahan
Alternatif Pangan. Diakses tanggal 10 Desember 2014.
Bambang
Yuwono, 2007. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan,
BPFE, Yogjakarta.
Churchman,Arkoff dan Arnoff. 2012. Perke Operations Management for Competitive
Advantage, 10th ed, Mc Graw Hill mbangan Operation Research
Fachruddin, 1997. Teknologi Pangan Sebagai Bahan Alternatif
Pangan. Selemba Empat. Jakarta
Infokom. 2014. Modul Praktikum Operational Research. Lembaga Informasi
dan Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang. Malang.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Input POM Inventory Tanpa
Diskon

Lampiran 2. Output POM Inventory Tanpa
Diskon


Lampiran 3. Input POM Inventory Dengan
Diskon

Lampiran 4. Output POM Inventory Dengan
Diskon



Langganan:
Postingan (Atom)