Selasa, 15 September 2015



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Abon merupakan salah satu jenis makanan awetan berasal dari daging (sapi, kerbau, ikan laut) yang disuwir-suwir dengan berbentuk serabut atau dipisahkan dari seratnya. Kemudian ditambahkan dengan bumbu-bumbu selanjutnya digoreng. Dalam SNI 01-3707-1995 disebutkan abon adalah suatu jenis makanan kering berbentuk khas, dibuat dari daging, direbus disayat-sayat, dibumbui, digoreng dan dipres. Abon sering dimanfaatkan masyarakat sebagai solusi untuk penganti lauk yang harganya mahal, untuk itu banyak perusahan yang bergerak dibidang pembuatan abon agar pemenuhan persediaan abon dapat terpenuhi.
Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu perusahaan adalah  pengendalian persediaan (inventory controll), karena kebijakan persediaan secara fisik akan berkaitan dengan investasi dalam aktiva lancar di satu sisi dan pelayanan kepada pelanggan di sisi lain. Pengaturan persediaan ini berpengaruh terhadap semua fungsi bisnis ( operation, marketing, dan finance). Berkaitan dengan persediaan ini terdapat konflik kepentingan diantara fungsi bisnis tersebut. Finance menghendaki tingkat persediaan yang rendah, sedangkan Marketing dan operasi menginginkan tingkat persediaan yang tinggi agar kebutuhan konsumen dan kebutuhan produksi dapat dipenuhi.
            Berkaitan dengan kondisi di atas, maka perlu ada pengaturan terhadap jumlah persediaan, baik bahan-bahan maupun produk jadi, sehingga kebutuhan proses produksi maupun kebutuhan pelanggan dapat dipenuhi. Tujuan utama dari pengendalian persediaan  adalah agar perusahaan selalu mempunyai persediaan dalam jumlah yang tepat, pada waktu yang tepat, dan dalam spesifikasi atau mutu yang telah ditentukan sehingga kontinuitas usaha dapat terjamin (tidak terganggu).
            Usaha untuk mencapai tujuan tersebut tidak terlepas dari prinsip-prinsip ekonomi, yaitu jangan sampai biaya-biaya yang dikeluarkan terlalu tinggi. Baik persediaan yang terlalu banyak, maupun terlalu sedikit. Untuk itu banyak perusahaan yang kemudian membuat analisis mengunakan Operations Research (OR) yang merupakan peralatan manajemen yang menyatukan ilmu pengetahuan, matematika dan logika dalam kerangka pemecahan masalah-masalah yang dihadapi sehari-hari, sehingga akhirnya permasalahan tersebut dapat dipecahkan secara optimal. Peralatan atau alat yang biasanya sering digunakan dalam Operations Research adalah POM QM.
1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah :
1.      Berapa kuantitas persediaan ekonomis yang harus diputuskan perusahaan  berdasarkan metode EOQ with Quantity Discount?
2.      Berapa kuantitas persediaan ekonomis yang harus diputuskan perusahaan  berdasarkan metode EOQ non Quantity Discount?
1.3  Tujuan
Berdasarkan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Mengetahui pembuatan rencana kebutuhan persediaan jumlah produksi berdasarkan EOQ with Quantity Discount.
2.      Mengetahui pembuatan rencana kebutuhan persediaan jumlah produksi berdasarkan dan EOQ non Quntity Discount.
1.4  Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam pembahasan makalah ini kami mencoba membahas mengenai  analisis persediaan yang menggunakan metode EOQ with discount dan EOQ non discount mengunakan dengan POM QM dan di bandingkan dengan perhitungan secara manual matematis agar diketahui kebenaranya.








BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Operations Research
Riset Operasi adalah metode untuk memformulasikan dan merumuskan permasalahan sehari-hari baik mengenai bisnis, ekonomi, sosial maupun bidang lainnya ke dalam pemodelan matematis untuk mendapatkan solusi yang optimal (Bambang Yuwono, 2007).
Churchman,Arkoff dan Arnoff. 2012, mendefinisikan riset operasi sebagai aplikasi metode-metode, teknik-teknik dan peralatan-peralatan ilmiah dalam menghadapi masalah-masalah yang timbul di dalam operasi perusahaan dengan tujuan ditemukannya pemecahan yang optimum dari masalah tersebut.
2.2 Inventory (Persediaan)
Persediaan (inventory) memiliki arti penting bagi perusahaan karena merupakan salah satu asset yang nilainya besar, secara umumhampir mencakup 40% dari total modal yang diinvestasikan. Persediaan memiliki beberapa fungsi yang dapat menambah fleksibilitas dari operasi perusahaan.( Infokom, 2014).
Terdapat 4 jenis persediaan antara lain : persediaan bahan mentah, persediaan barang dalam proses (Work-in-process-WIP), persediaan MRO (perlengkapan pemeliharaan/perbaikan/operasi), dan persediaan barang jadi. Model Persediaan berkaitan erat dengan jenis permintaan, yaitu permintaan dependen dan independen, sehingga metode yang digunakan juga berbeda.( Infokom, 2014).
2.3 POM QM
POM - QM for Windows ( juga dikenal sebagai POM untuk Windows dan QM untuk Windows ) . adalah perangkat lunak yang biasa digunakan pada bidang Manajemen operasional, metode kuantitatif , atau riset operasi. POM – QM dirancang untuk membantu dalam mempelajari dan memahami permasalahan pada bidang Operasional. Perangkat lunak ini dapat digunakan baik untuk memecahkan masalah atau untuk memeriksa jawaban yang telah diselesaikan secara manual. POM - QM berisi sejumlah model, dan sebagian besar masalah yang ada pada bidang operasional. (Adi Indrayanto.2013)
2.4    Metode Ekonomi Order Quantity (EOQ)
       Analisis EOQ adalah analisis yang digunakan untuk menentukan volume atau jumlah pembelian yang paling ekonomis setiap kali pembelian (Gitosudarmo 2002:101). Menurut Nasution (2008), Ecoonomic Order Quantity merupakan system pengendalian persediaan yang menggunakan matematika dan statistic sebagai alat bantu utama dalam memecahkan masalh kuantitatif. Metode ini bertujuan untuk menentukan mengoptimalkan ukuran pemesanan ekonomis (EOQ), titik pemesanan kembali (ROP) dan jumlah cadangan pengaman (safety stock).
Pada pendekatan EOQ, tingkat ekonomis dicapai pada keseimbangan antara biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Jika ukuran lot besar biaya pemesanan akan turun tetapi biaya penyimpanan naik. Sebaliknya , jika ukuran lot kecil maka biaya pemesanan akan naik tetapi biay penyimpanan turun. Model EOQ menyarankan untuk memlihara lot pesanan yang menyeimbangkan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan
2.5 Abon
Abon dapat merupakan jenis lauk pauk kering berbentuk khas dengan  bahan baku pokok berupa daging atau ikan. Pengolahan abon dilakukan dengan  cara direbus, dicabik-cabik, dibumbui, digoreng, dipres. Bahan campuran abon  dapat menggunakan bahan nabati, misalnya keluwih atau jantung pisang  (Fachruddin, 1997). Bagi masyarakat kita, abon bukan merupakan produk yang asing. Abon  dapat diperoleh di pasar atau di toko-toko yang menjual bahan pangan (Anonim, 2012).










BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2014, diwilayah Desa Sekaran Kabupaten Lamongan. Penentuan lokasi penelitian ini dilakukan secara purposive (sengaja) dengan pertimbanagan bahwa daerah tersebut penduduknya sebagian besar adalah pembuat abon.
3.2 Metode Pengambilan Data
Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder yang merupakan data secara diskriptif. Data sekunder diperoleh dari pustaka-pustaka yang relevan, jurnal, dan beberapa instansi yang terkait seperti BPS, Kantor Desa dan Dinas Setempat.
3.3 Metode Analisis Data
Adapun metode analisis yang digunakan adalah dengan analisis Inventory non diskon dengan Inventory dengan Diskon.
3.3.1 POM Inventory Tanpa  Diskon dan Dengan Diskon
1.      Langkah – Langkah dalam POM Inventory Tanpa  Diskon
a.       Jalankan program POM, Module   Inventory   New   Economic Order Quantity (EOQ)   compute reorder point.
b.      Pada bagian title, ketikan judul sesuai dengan soal dan Klik OK.
c.       Isikan data sesuai dengan soal, klik solve dan Muncul Output Inventory Result dan Cost Curve.
2.      Langkah – Langkah dalam POM Inventory Tidak  Diskon
a.       Jalankan program POM, Module    Inventory   New     Quantity Discout (EOQ)     Ubah 3 pada Number Of Price Ranges.
b.      Pada bagian title, ketikan judul sesuai dengan soal dan Klik OK.
c.       Isikan data sesuai dengan soal, klik solve dan Muncul Output Inventory Result dan Cost Curve.


3.3.2        Analisis Matematis Inventory Tanpa  Diskon dan Dengan Diskon
a.       Menghitung nilai EOQ (Economic Order Quantity)
EOQ (Tanpa Diskon) = Q* = atau Dengan Diskon
Ket  :    Q* : Kuantitas barang setiap kali pemesanan.
D  : Jumlah permintaan kebutuhan bahan baku dalam suatu periode.
            S  : Biaya setiap kali pesan
            H/i  : % Holding Cost (Biaya Penyimpanan Tahunan )
b.      Menghitung Nilai Average Inventory
 Average Inventory     = Q/2  
c.       Menghitung Nilai Order Per Period (yaer)
Order Per Period         = D/Q
d.      Menghitung Nilai Annual Setup Cost
Annual Setup Cost      = (D/Q). S
e.       Menghitung Nilai Annual Holding Cost
Annual Holding Cost  (Tanpa Diskon )          = (Q/2). H
Annual Holding Cost (Dengan Diskon )        = (Q/2). H.C
f.       Menghitung Unit Cost
Unit Cost         = D x C
g.      Menghitung Total Cost
Total Cost       = Unit Cost + Annual Setup + Annual Holding











BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Studi Kasus                                             
Toko CV.Abon Indah adalah toko yang menjual abon daging, salah satu produknya adalah abon daging lele. Produk tersebut merupakan produk yang tingkat permintaanya cukup besar. CV. Abon Indah meramalkan bahwa permintaan abon daging lele ditahun 2015 adalah sebesar 50.000 unit. Pada saat melakukan pemesanan Toko CV Abon Indah harus membayar biaya pengiriman sebesar Rp. 30.000, dan biaya upah sopir sebesar Rp. 20.000. Abon daging lele yang tersedia di Toko CV Abon Indah memerlukan biaya pengecekan kemasan sebesar 4 % atau Rp. 240,- dari harga perunit produknya. Dengan jumlah kerja selama satu tahun adalah 300 hari.
Toko CV Abon Indah mendapatkan produk abon Daging lele dari pemasoknya, yaitu PT. Abon Jaya . Toko PT Abon Jaya memberikan Diskon untuk pembelian dengan range (kisaran) seperti pada table :
Tabel 1. Data Diskon
Range
Lower
Upper
Diskon
Harga perunit(Rp)
A
1
5000

6000
B
5001
7000

5500
C
7001
Tak terhingga

5000
Sumber : Data diolah 2014.
Adapun analisis dari data diatas dapat diketahui nilai :
            D         : 50.000 unit /tahun
            S          : Rp. 30.000 + Rp. 20.000 = Rp. 50.000,-
            H         : Rp. 6000 – 4% = Rp. 240
            i           : 4 % = 0,04
            C         : Ca      : 6000
                          Cb     : 5500
                          Cc      : 5000

4.2 Inventory Non Diskon
4.2.1 Out put POM QM Inventory Non Diskon
Tabel 2. Out put Inventory Non Diskon
Sumber : Data diolah 2014
Berdasarkan output data POM dengan menggunakan EOQ non discount didapatkan hasil kuantitas pesanan yaitu 4564,35 unit Abon, rata-rata persediaan sebanyak 2282,18 unit Abon, menerima order sebanyak 10,95 kali, biaya pengiriman pasokan Abon selama 1 tahun yaitu sebesar Rp 547.722,6,-, biaya perawatan pasokan beras selama 1 tahun yaitu sebesar Rp 547.722,6,-, permintaan pasokan beras per harinya yaitu sebanyak 166,67 Abon, dan total biaya yang harus dikeluarkan pada saat pemesanan pasokan Abon yaitu sebesar Rp 1.095.445,0,-.
4.2.2        Perhitungan Matematis Inventory Non Diskon
1.      Menghitung nilai EOQ (Economic Order Quantity)
EOQ   =
= √ 2 x 50000 x 50000
                        240
= 4564,35
Berarti kuantitas pesanan yang harus disediakan perusahaan untuk meminimalkan biaya yang berhubungan dengan persediaan adalah 4564,35 Unit
2.      Menghitung Nilai Average Inventory
Average Inventory      = Q/2
                                    = 4564,35 / 2
                                    = 2282,18
Berarti rata-rata persediaan yang akan terjadi (dalam satuan unit)  adalah 2282,18 unit.
3.      Menghitung Nilai Order Per Period (yaer)
Order Per Period         = D/Q
                                    = 50000 / 4564,35
                                    = 10,95
Berarti dalam 1 tahun perusahaan dapat menerima order sebanyak 10,95 kali order.
4.      Menghitung Nilai Annual Setup Cost
Annual Setup Cost      = (D/Q). S
                                    = (50000 / 4564,35) x 50000
                                    = 547722,6
Berarti biaya pengiriman atau pemesanan Abon selama 1 tahun yaitu sebesar Rp 547.722,6
5.      Menghitung Nilai Annual Holding Cost
Annual Holding Cost  = (EOQ/2). H
                                    = (4564,35/2) x 240
                                    = 547722,6
Berarti biaya perawatan dan penyimpanan Abon selama 1 tahun yaitu sebesar Rp. 547.722,6
6.      Perhitungan Daily Demand Rate
            Berarti permintaan Abon per harinya yaitu sebanyak 166,67 Abon.
7.      Menghitung Total Cost
Total Cost        = Unit Cost + Annual Setup + Annual Holding
                                    = 0 + 547722,6+ 547722,6
                                    = 1095445,0
Total biaya yang harus dikeluarkan pada saat pemesanan Abon yaitu sebesar Rp. 1095445,0,-
4.3 Inventory Dengan Diskon
4.3.1 Out put POM QM Inventory Dengan Diskon
Tabel 3. Out put Inventory Dengan Diskon
Sumber : Data diolah 2014
Berdasarkan output data POM dengan metode EOQ with discount yang sudah disesuaikan diperoleh hasil yaitu kuantitas pesanan  sebanyak 7001 unit Abon, rata-rata persediaan sebanyak 3500,5 unit abon, menerima order sebanyak 7,14 kali order, biaya pengiriman pasokan abon selama 1 tahun yaitu sebesar Rp 357.091,8,-, biaya perawatan pasokan beras selama 1 tahun yaitu sebesar Rp 700.100,-, biaya per unit yaitu sebesar Rp.250.000.000,-, total biaya yang harus dikeluarkan yaitu sebesar Rp.250.000.000,-.
4.3.2        Perhitungan Matematis Inventory Dengan Diskon
1.    Menghitung nilai EOQ (Economic Order Quantity)
EOQ   
           
a.       EOQa  
= 4564,35
b.      EOQb   
= 4767,31
c.       EOQc   
              = 5000
Berarti kuantitas pesanan yang harus disediakan perusahaan untuk meminimalkan biaya yang berhubungan dengan persediaan adalah Pada EOQa sebesar 4564,35 unit, EOQb sebesar 4767,31 unit, dan EOQc sebesar 5000 unit Abon.
Adapun analisis nilai EOQ yang  dihasilkan sudah berada dalam range kelompoknya masing-masing.
Tabel 4. Tabel Penyesuaian EOQ
No
Lower
Upper
EOQ
Penyesuaian
1
1
5000
4564,35
Masuk dalam Range
2
5001
7000
4767,31
Masuk dalam Range
3
7001
Tak Terhingga
5000
5000 < 7001, jadi dibuat range terkecil adalah 7001

2.    Menghitung Nilai Average Inventory
Average Inventory      = EOQ/2
a.       Average Inventory EOQa       = 4564,35 / 2
= 2282,175
b.      Average Inventory EOQb       = 4767,31 / 2
= 2383,655
c.       Average Inventory EOQc       = 7001 / 2
= 3500,5
Berarti rata-rata persediaan yang akan terjadi (dalam satuan unit)  adalah 2282,175 unit pada EOQa, 2383,665 unit pada EOQb, dan terbesar 3500,5 unit pada EOQc.

3.      Menghitung Nilai Order Per Period (yaer)
Order Per Period         = D / EOQ
a.       Order Per Period EOQa          = 50000 / 4564,35
= 10,95
b.      Order Per Period EOQb          = 50000 / 4767,31
= 10,48
c.       Order Per Period EOQc          = 50000 / 7001
= 7,14
Berarti dalam 1 tahun perusahaan dapat menerima order sebanyak 10,95 kali pada EOQa, 10,48 Kali pada EOQb, 7,14 kali pada EOQc.
4.      Menghitung Nilai Annual Setup Cost
Annual Setup Cost      = (D/EOQ). S
a.       Annual Setup Cost EOQa                        = (50000 / 4564,35) x 50000
= 547723,11
b.      Annual Setup Cost EOQb                        = (50000 / 4767,31) x 50000
= 524404,74
c.       Annual Setup Cost EOQc                        = (50000 /7001) x 50000
= 357091,8
Berarti biaya pengiriman pasokan Abon selama 1 tahun yaitu EOQa sebesar Rp.547.723,11,-, EOQb sebesar Rp. 524.404,74,-, dan EOQc sebesar Rp. 357.091,8,-.
5.      Menghitung Nilai Annual Holding Cost
Annual Holding Cost  = (EOQ/2). H. C
a.       Annual Holding Cost EOQa        = (4564,35/2) x 0,04 x 6000
= 547722
b.      Annual Holding Cost EOQb        = (4767,31/2) x 0,04 x 5500
= 524404,1
c.       Annual Holding Cost EOQc        = (7001/2) x 0,04 x 5000
= 700100
Berarti biaya perawatan Abon selama 1 tahun yaitu EOQa sebesar Rp. 547.722,-, EOQb sebesar Rp. 524.404,1,-, dan EOQc sebesar Rp. 700.100,-
6.      Menghitung Unit Cost
Unit Cost        = D x C
a.       Unit Cost EOQa         = 50000 x 6000
= 300000000
b.      Unit Cost EOQb         = 50000 x 5500
= 275000000
c.       Unit Cost EOQc         = 50000 x 5000
= 250000000
Biaya per unit yang harus dikeluarkan pada saat pemesanan pasokan Abon yaitu EOQa sebesar Rp. 300.000.000,-, EOQb sebesar Rp. 275.000.000,-, dan EOQc sebesar Rp. 250.000.000,-
7.      Menghitung Total Cost
Total Cost       = Unit Cost + Annual Setup + Annual Holding
a.       Total Cost EOQa        = 300000000 + 547723,11 + 547722
= 301095445,11
b.      Total Cost EOQb        = 275000000 + 524404,74 + 524404,1
= 275604880,89
c.       Total Cost EOQc        = 250000000 + 357091,8 + 700100
= 251057200
Total biaya yang harus dikeluarkan pada saat pemesanan pasokan Abon yaitu EOQa sebesar Rp. 301.095.445,11,-, EOQb sebesar Rp. 275.604.880,89,-, dan EOQc sebesar Rp. 251.057.200,-.





BAB V
PENUTUP
5.1    Kesimpulan
       Berdasarkan hasil pembahasan data diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1)      Berdasarkan pengujian data dengan menggunakan EOQ non discount didapatkan hasil kuantitas pesanan yaitu 4564,35 unit Abon, rata-rata persediaan sebanyak 2282,18 unit Abon, menerima order sebanyak 10,95 kali, biaya pengiriman pasokan Abon selama 1 tahun yaitu sebesar Rp 547.722,6,-, biaya perawatan pasokan beras selama 1 tahun yaitu sebesar Rp 547.722,6,-, permintaan pasokan beras per harinya yaitu sebanyak 166,67 Abon, dan total biaya yang harus dikeluarkan pada saat pemesanan pasokan Abon yaitu sebesar Rp 1.095.445,0,-.
2)      Berdasarkan analisis  perhitungan EOQ with discount yang sudah disesuaikan diperoleh hasil yaitu kuantitas pesanan  sebanyak 7001 unit Abon, rata-rata persediaan sebanyak 3500,5 unit abon, menerima order sebanyak 7,14 kali order, biaya pengiriman pasokan abon selama 1 tahun yaitu sebesar Rp 357.091,8,-, biaya perawatan pasokan beras selama 1 tahun yaitu sebesar Rp 700.100,-, biaya per unit yaitu sebesar Rp.250.000.000,-, total biaya yang harus dikeluarkan yaitu sebesar Rp.250.000.000,-.
5.2    Saran
       Analisis persediaan atau inventory dapat mempermudah kita dalam mengetahui berapa tingkat jumlah persediaan yang masih ada. Sebaiknya jika bekerja atau mendirikan perusahaan manufacture analisis ini sangat berguna dan bermanfaat untuk dipelajari, karena sangat diperlukan untuk mengevaluasi perusahaan.



DAFTAR PUSTAKA

Adi Indrayanto. 2013. Pemecahan Masalah Linier Programming denganMenggunakan POM-QM for Windows. Universitas Jendral Seodirman. Purwokerto.
Anonim.2012. Abon Sebagai Bahan Alternatif Pangan. http:// Abon sebagai Bahan Alternatif Pangan. Diakses tanggal 10 Desember 2014.
Bambang Yuwono, 2007. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, BPFE, Yogjakarta.
Churchman,Arkoff dan Arnoff. 2012. Perke Operations Management for Competitive Advantage, 10th ed, Mc Graw Hill mbangan Operation Research
Fachruddin, 1997. Teknologi Pangan Sebagai Bahan Alternatif Pangan. Selemba Empat. Jakarta
Infokom. 2014. Modul Praktikum Operational Research. Lembaga Informasi dan Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang. Malang.











LAMPIRAN
Lampiran 1. Input POM Inventory Tanpa Diskon
Lampiran 2. Output POM Inventory Tanpa Diskon

Lampiran 3. Input POM Inventory Dengan Diskon
Lampiran 4. Output POM Inventory Dengan Diskon