Senin, 28 April 2014

Mutually exclusive project.



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pembangunan nasional pada hakikatnya adalah pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan manusia Indonesia secara keseluruhan.  Guna mencapai tujuan tersebut, maka pembangunan dibagi dalam berbagai sektor ekonomi dan sosial yang dilaksanakan secara bertahap dan terpadu yang diharapkan dapat mengembangkan berbagai potensi alam maupun potensi manusianya.
Dalam rangka mengembangkan potensi- potensi tersebut agar  lebih rasional dan terarah diperlukan informasi-informasi yang cukup dan dapat dipercaya sehingga setiap permasalahan yang dihadapi dapat dikaji lebih teliti, mendalam serta direncanakan cara-cara pemecahan yang lebih baik dan tepat.
Tingginya tingkat pengangguran pada masa sekarang ini menandakan belum mampunya pemerintah atau badan usaha swasta dalam menggunakan atau memanfaatkan sumber daya manusia yang terus bertambah.  Apabila keadaan ini terus berlanjut maka cepat atau lambat akan mempengaruhi perekonomian suatu daerah secara khusus dan perekonomian nasional secara umum dan juga dapat menimbulkan dampak negatif terhadap tingkat produktivitas dan produksi secara umum.  Dalam upaya mengatasi hal-hal yang disebutkan di atas yaitu penerapan tenaga kerja, maka sektor industri kecil dianggap paling mampu menyerap tenaga kerja yang lebih banyak. 
Dalam hal ini pemerintah telah mengarahkan perhatian agar pembangunan sektor industri  dititikberatkan pada peningkatan dan pembangunan industri kecil. Karena industri kecil dianggap paling mampu menyerap tenaga kerja disekitarnya di samping dapat meningkatkan pendapatan masyarakat yang berpenghasilan rendah.  Menurut Tunggal (1996:58) industri  merupakan himpunan semua penjual suatu produk, di mana produk yang dihasilkan tersebut merupakan pengolahan dari suatu bahan   tertentu  untuk    menghasilkan   jasa  pelayanan atau  produk dalam bisnis. 
Industri kecil mempunyai prospek yang baik bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat, karena hasil produksi industri kecil seperti kerajinan rotan, sulaman, bordir, produk-produk suvenir yang menunjukan ciri khas budaya daerah suatu bangsa memiliki daya tarik tersendiri bagi konsumen di samping dapat menunjukkan tingginya kebudayaan bangsa tersebut.     
Mengingat terbatasnya bahan baku, dana, waktu, dan tenaga dalam mengerjakan suatu proyek, mendorong para investor untuk mengadakan pemilihan terhadap proyek yang akan memberikan keuntungan yang lebih baik di antara bermacam- macam proyek/usaha yang mungkin untuk dikembangkan. Untuk melakukan pemilihan usaha/proyek yang dapat memberikan keuntungan maksimum, ditinjau dari hasil kriteria investasi salah satunya dilakukan dengan cara Mutually exclusive alternative project.

1.2 Tujuan
1.      Mengetahui pengertian mutually exclusive project.
2.      Untuk mengetahui konsep mutually exclusive project.
3.      Agar dapat  menghitung mengunakan rumus  mutually exclusive project.















BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Mutually Exclusive Project
Ibrahim  (2003:170) mendefinisikan “Mutually exclusive alternative project adalah memilih salah satu alternatif dari beberapa alternative yang lebih baik,  karena tidak mungkin melakukan beberapa proyek dalam waktu yang bersamaan, baik yang disebabkan oleh terbatasnya waktu, dana, maupun tenaga yang diperlukan”.  Kadariah (1986 : 64) menyebutkan bahwa mutually exclusive dapat terjadi jika harus dipilih antara proyek  yang  berlainan,  atau  antara  bentuk  atau  ukuran yang  berbeda  dan proyek yang sama.    
Tujuan yang ingin dicapai dalam metode ini adalah mencari salah satu alternatif yang memberikan benefit yang terbesar sesuai dengan kemampuan para investor. Apabila hasil kriteria investasi tidak konsisten di antara kegiatan usaha/proyek, maka perlu dipertimbangkan beberapa faktor, antara lain jumlah investasi yang diperlukan, waktu pengembalian investasi, serta jangka waktu pembangunan proyek, maka  digunakan metode Mutually Exclusive Alternative Project.

2.2 Konsep Mutually Exclusive Project
2.2.1 Penyebab Bisnis Bersifat Mutually Exclusive
              Terdapat beberapa penyebab suatu bisnis bersifat mutually exclusive (Gittinger, 1986):
a.       Terbatasnya sumber-sumber dana untuk kebutuhan investasI
b.      Bisnis secara fisik memang tidak dapat dilaksanakan secara bersama sama.
c.       Bisnis secara hukum, adat atau menurut pertimbangan lainnya mempunyai sifat bertentangan
d.      Pilihan bisnis berbeda skalanya
e.       Adanya pilihan alternatif teknologi
2.2.2 Tahapan Pemilihan Bisnis bersifat Mutually Exclusive
              Dalam memilih bisnis yang bersifat mutually exclusivekriteria investasi yang digunakan sebagai patokan adalah IRR (Internal Rate of Return),namun dengan adanya sedikit modifikasi dengan cara mencari selisih IRR ( Internal Rate of Returnadalah tingkat bunga  yang akan menghasilkan nilai Net Present Value
sama dengan nol) dari bisnis yang tersedia sebagai alternatif. Dengan kata lain untuk mendapatkan bisnis yang akan dipilih, maka kita harus mencari nilai MIRR (Marginal Internal Rate of Return). Adapun tahapannya adalah sebagai berikut:
a.      Berikan urutan terhadap pilihan bisnis yang ada, misal : bisnis 1, bisnis 2 atau bisnis A, bisnis B.
b.      Hitung besarnya IRR untuk semua pilihan bisnis yang ada.
c.       Bisnis yang mempunyai nilai IRR lebih tinggi, maka bisnis itulah yang akan dijalankan. Apabila bisnis yang terpilih merupakan bisnis yang mempunyai kebutuhan dana investasi yang kecil, maka lakukan tahapan berikutnya.
d.      Hitung selisih net benefitdiantara pilihan bisnis tersebut, kemudian hitung IRR dari hasil selisih net benefitpilihan bisnis yang ada (MIRR).
e.       Nilai MIRR yang didapat, merupakan standar untuk melakukan investasi dengan sisa dana yang ada terhadap pilihan bisnis atau proyek lain dengan syarat IRR bisnis tersebut harus lebih besar dari MIRR (IRR > MIRR).
f.        Apabila ketentuan pada tahap ke-5 tidak dapat dipenuhi, maka sebaiknya pilih saja bisnis dengan dana investasi yang terbesar, walaupun nilai IRRnya lebih kecil.

2.3 Menghitung Dengan Rumus Mutually Exclusive Project
              Misalkan terdapat dua buah bisnis, yaitu bisnis A (bisnis kecil) dan bisnis B (bisnis besar) keduanya merupakan bisnis yang bersifat mutually exclusive. Kedua bisnis tersebut mempunyai cost, benefit, NPV yg telah dihitung dan IRR  sebagai berikut : (perhitungan berdasarkan Opportunity Cost of Capital(OCC) 10%.





a.      Bisnis Kecil (Rp. juta)
Tahun
Cost (Rp)
Benafit (Rp)
Cash flows
Disc. Factor 10 %
NPV 10 %
Disc. Factor 19 %
NPV 19 %
Disc. Factor 20 %
NPV 20 %
1
300
-
-300
0,909
-272,7
0,840
-252
0,833
-249,9
2
-
100
100
0,826
82,6
0,706
70,6
0,694
69,4
3
-
100
100
0,751
75,1
0,593
59,3
0,578
57,9
4
-
100
100
0,683
68,3
0,498
49,9
0,482
48,2
5
-
100
100
0,620
62,0
0,419
41,9
0,401
40,2
6
-
100
100
0,564
56,4
0,352
35,2
0,334
33,4
Total




71,8

+4,9

-0,7

Besarnya NPV = Rp 71,8
IRR = 19% + 1% (4,9/5,6) = 19,875 atau 20 % dibulatkan
b.      Bisnis Besar (Rp. juta)
Tahun
Cost (Rp)
Benafit (Rp)
Cash flows
Disc. Factor 10 %
NPV 10 %
Disc. Factor 14 %
NPV 14 %
Disc. Factor 15 %
NPV 15 %
1
-
-
-500
0,909
-454,5
0,877
-438,5
0,869
-434,5
2
500
-
-400
0,826
-330,4
0,769
307,6
0,756
-302,4
3
400
200
200
0,751
150,2
0,675
135
0,657
131,4
4
-
300
300
0,683
204,9
0,592
177,6
0,572
171,6
5
-
400
400
0,620
248,4
0,519
207,6
0,497
198,8
6
-
500
500
0,564
282,0
0,455
227,5
0,432
216
Total




100,6

+1,6

-19,1
Besarnya NPV pada DR 10% = Rp 100,6 juta
IRR = 14% + 1% (1,6/20,7) = 14,08%, Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa bisnis besar layak.
            Untuk menginvestasikan sisa dana yang ada, maka kita harus  menghitung MIRR atau IRR selisih dari net benefitkedua bisnis  tersebut.
c.       Selisih antara Bisnis Kecil (bisnis A) dengan Bisnis Besar (bisnis B)
Tahun
Cash flows proyek (B)
Cash flows proyek(A)
Selisih kedua cash flows
Disc. Factor 10 %
NPV 10 %
Disc. Factor 12 %
NPV 12 %
1
-500
-300
-200
0,909
-181,8
0,893
-178,6
2
-400
100
500
0,826
-413,0
0,797
-398,5
3
200
100
100
0,751
75,1
0,712
71,2
4
300
100
200
0,683
136,6
0,635
127,0
5
400
100
300
0,620
186,3
0,567
170,1
6
500
100
400
0,564
225,6
0,507
202,8
Total




28,8

-6,0

IRR = 10% + 2% (28,8/34,8) = 11,66% atau 12 % dibulatkan.
            Dengan demikian berarti,jika selisih modal antara proyek A dan B dapat diinvestasikan pada bisnis lain yang mempunyai internal rate of return lebih besar dari 12%, maka bisnis kecil (A) dipilih, dengan syarat selisih dana tersebut dapat diinvestasikan. Tetapi apabila hal tersebut tidak dapat dipenuhi, maka sebaiknya dipilih bisnis yang besar (B) saja.
            Misal terdapat dua alternatif pilihan bisnis lainnya yang sesuai dengan sisa dana yang ada.
d.      Bisnis Kecil Lainya (Rp. juta)
Tahun
Cost (Rp)
Benafit (Rp)
Cash flows
Disc. Factor 10 %
NPV 10 %
Disc. Factor 12 %
NPV 12 %
Disc. Factor 14 %
NPV 14 %
1
600
-
-600
0,909
-545,4
0,892
-535,2
0,877
-526,2
2
-
300
300
0,826
247,8
0,797
239,1
0,769
230,7
3
-
300
300
0,751
225,3
0,711
213,3
0,674
202,2
4
-
150
150
0,682
102,3
0,635
95,25
0,592
88,8
Total




30

12,45

-4,5
Besarnya NPV pada DF 10% = Rp 30 juta
IRR = 12% + 2% (12,45/16,95) = 13,47 % atau 14% dibulatkan


e.       Bisnis Kecil Lainya (Rp. juta)
Tahun
Cost (Rp)
Benafit (Rp)
Cash flows
Disc. Factor 10 %
NPV 10 %
Disc. Factor 11 %
NPV 11 %
Disc. Factor 12 %
NPV 12 %
1
300
-
-300
0,909
-272,7
0,900
-270


2
300
-
300
0,826
247,8
0,812
-243,6


3
-
375
375
0,751
283,88
0,731
274,13


4
-
350
350
0,682
239,05
0,653
228,55


Total




2,43

-10,92


NPV pada DF 10% = Rp 2.43 juta
IRR = 10% + 1% (2,43/13,35) = 10,18% atau 10 % dibulatkan
            Hasil perhitungan IRR terlihat bahwa bisnis A + C akan lebih menguntungkan (karena mempunyai IRR lebih besar dari 12 %) jika dibandingkan dengan melaksanakan bisnis A + D (karena bisnis D  mempunyai IRR kurang dari 12%). Dengan demikian, akan dipilih  untuk melaksanakan bisnis A ditambah dengan bisnis C.
            Dari perhitungan NPV pun sebetulnya dapat dibuktikan bahwa bisnis A dan bisnis C akan dianggap lebih menguntungkan. Pembuktiannya sebagai berikut :
N.P.V
I = 10%
·         Bisnis B saja = RP. 100,6 juta
·         Bisnis A + C = Rp. 71,8 juta + Rp.30 juta = Rp 101,8 juta
·         Bisnis A + D = Rp. 71,8 juta + Rp. 2,43 juta = Rp 74,23 juta
·         Bisnis A saja = Rp. 71,8 juta
            Dengan demikian, telah terbukti, baik melalui perhitunganIRR maupun NPV, kombinasi antara bisnis A dan C memberikan manfaat yang lebih besar, dan secara ekonomis akan lebih menguntungkan untuk dipilih.




BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
              Kadariah (1986 : 64) menyebutkan bahwa mutually exclusive dapat terjadi jika harus dipilih antara proyek  yang  berlainan,  atau  antara  bentuk  atau  ukuran yang  berbeda  dan proyek yang sama.
              Tahapan pemilihan bisnis bersifat mutually exclusive antara lain :
a.      Berikan urutan terhadap pilihan bisnis yang ada, misal : bisnis 1, bisnis 2 atau bisnis A, bisnis B.
b.      Hitung besarnya IRR untuk semua pilihan bisnis yang ada.
c.       Bisnis yang mempunyai nilai IRR lebih tinggi, maka bisnis itulah yang akan dijalankan. Apabila bisnis yang terpilih merupakan bisnis yang mempunyai kebutuhan dana investasi yang kecil, maka lakukan tahapan berikutnya.
d.      Hitung selisih net benefitdiantara pilihan bisnis tersebut, kemudian hitung IRR dari hasil selisih net benefitpilihan bisnis yang ada (MIRR).
e.       Nilai MIRR yang didapat, merupakan standar untuk melakukan investasi dengan sisa dana yang ada terhadap pilihan bisnis atau proyek lain dengan syarat IRR bisnis tersebut harus lebih besar dari MIRR (IRR > MIRR).
f.        Apabila ketentuan pada tahap ke-5 tidak dapat dipenuhi, maka sebaiknya pilih saja bisnis dengan dana investasi yang terbesar, walaupun nilai IRRnya lebih kecil.









Daftar Pustaka

Hadi, A. Arifin, 2005, Mutually Exclusive Alternative Project Untuk Analisis Kelayakan Usaha Industri Kecil. Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 6, No. 3 Juli 2005.
Ibrahim, Yacob., 2003, Studi Kelayakan Bisnis, Edisi Revisi, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Muljadi, P., 1998. Evaluasi Proyek (Uraian Singkat dan Soal Jawab). Penerbit Liberty, Yogyakarta.