BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan nasional
pada hakikatnya adalah pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan manusia
Indonesia secara keseluruhan. Guna
mencapai tujuan tersebut, maka pembangunan dibagi dalam berbagai sektor ekonomi
dan sosial yang dilaksanakan secara bertahap dan terpadu yang diharapkan dapat
mengembangkan berbagai potensi alam maupun potensi manusianya.
Dalam rangka
mengembangkan potensi- potensi tersebut agar
lebih rasional dan terarah diperlukan informasi-informasi yang cukup dan
dapat dipercaya sehingga setiap permasalahan yang dihadapi dapat dikaji lebih
teliti, mendalam serta direncanakan cara-cara pemecahan yang lebih baik dan
tepat.
Tingginya tingkat
pengangguran pada masa sekarang ini menandakan belum mampunya pemerintah atau
badan usaha swasta dalam menggunakan atau memanfaatkan sumber daya manusia yang
terus bertambah. Apabila keadaan ini
terus berlanjut maka cepat atau lambat akan mempengaruhi perekonomian suatu
daerah secara khusus dan perekonomian nasional secara umum dan juga dapat
menimbulkan dampak negatif terhadap tingkat produktivitas dan produksi secara
umum. Dalam upaya mengatasi hal-hal yang
disebutkan di atas yaitu penerapan tenaga kerja, maka sektor industri kecil
dianggap paling mampu menyerap tenaga kerja yang lebih banyak.
Dalam hal ini
pemerintah telah mengarahkan perhatian agar pembangunan sektor industri dititikberatkan pada peningkatan dan
pembangunan industri kecil. Karena industri kecil dianggap paling mampu
menyerap tenaga kerja disekitarnya di samping dapat meningkatkan pendapatan
masyarakat yang berpenghasilan rendah.
Menurut Tunggal (1996:58) industri
merupakan himpunan semua penjual suatu produk, di mana produk yang
dihasilkan tersebut merupakan pengolahan dari suatu bahan tertentu
untuk menghasilkan jasa
pelayanan atau produk dalam
bisnis.
Industri kecil
mempunyai prospek yang baik bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat, karena hasil
produksi industri kecil seperti kerajinan rotan, sulaman, bordir, produk-produk
suvenir yang menunjukan ciri khas budaya daerah suatu bangsa memiliki daya
tarik tersendiri bagi konsumen di samping dapat menunjukkan tingginya
kebudayaan bangsa tersebut.
Mengingat terbatasnya
bahan baku, dana, waktu, dan tenaga dalam mengerjakan suatu proyek, mendorong
para investor untuk mengadakan pemilihan terhadap proyek yang akan memberikan
keuntungan yang lebih baik di antara bermacam- macam proyek/usaha yang mungkin
untuk dikembangkan. Untuk melakukan pemilihan usaha/proyek yang dapat
memberikan keuntungan maksimum, ditinjau dari hasil kriteria investasi salah
satunya dilakukan dengan cara Mutually exclusive alternative project.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui
pengertian mutually exclusive project.
2. Untuk
mengetahui konsep mutually exclusive project.
3. Agar
dapat menghitung mengunakan rumus mutually exclusive project.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Mutually Exclusive Project
Ibrahim (2003:170) mendefinisikan “Mutually exclusive
alternative project adalah memilih salah satu alternatif dari beberapa
alternative yang lebih baik, karena
tidak mungkin melakukan beberapa proyek dalam waktu yang bersamaan, baik yang
disebabkan oleh terbatasnya waktu, dana, maupun tenaga yang diperlukan”. Kadariah (1986 : 64) menyebutkan bahwa
mutually exclusive dapat terjadi jika harus dipilih antara proyek yang
berlainan, atau antara
bentuk atau ukuran yang
berbeda dan proyek yang
sama.
Tujuan yang ingin
dicapai dalam metode ini adalah mencari salah satu alternatif yang memberikan
benefit yang terbesar sesuai dengan kemampuan para investor. Apabila hasil
kriteria investasi tidak konsisten di antara kegiatan usaha/proyek, maka perlu
dipertimbangkan beberapa faktor, antara lain jumlah investasi yang diperlukan,
waktu pengembalian investasi, serta jangka waktu pembangunan proyek, maka digunakan metode Mutually Exclusive
Alternative Project.
2.2
Konsep Mutually Exclusive Project
2.2.1
Penyebab Bisnis Bersifat Mutually Exclusive
Terdapat beberapa penyebab suatu bisnis bersifat
mutually exclusive (Gittinger, 1986):
a. Terbatasnya
sumber-sumber dana untuk kebutuhan investasI
b. Bisnis
secara fisik memang tidak dapat dilaksanakan secara bersama sama.
c. Bisnis
secara hukum, adat atau menurut pertimbangan lainnya mempunyai sifat
bertentangan
d. Pilihan
bisnis berbeda skalanya
e. Adanya
pilihan alternatif teknologi
2.2.2
Tahapan Pemilihan Bisnis bersifat Mutually Exclusive
Dalam memilih
bisnis yang bersifat mutually exclusivekriteria investasi yang digunakan
sebagai patokan adalah IRR (Internal Rate of Return),namun dengan adanya
sedikit modifikasi dengan cara mencari selisih IRR ( Internal Rate of
Returnadalah tingkat bunga yang akan
menghasilkan nilai Net Present Value
sama dengan nol) dari bisnis yang tersedia sebagai
alternatif. Dengan kata lain untuk mendapatkan bisnis yang akan dipilih, maka
kita harus mencari nilai MIRR (Marginal Internal Rate of Return). Adapun
tahapannya adalah sebagai berikut:
a.
Berikan urutan terhadap pilihan
bisnis yang ada, misal : bisnis 1, bisnis 2 atau bisnis A, bisnis B.
b.
Hitung besarnya IRR untuk semua
pilihan bisnis yang ada.
c.
Bisnis yang mempunyai nilai IRR
lebih tinggi, maka bisnis itulah yang akan dijalankan. Apabila bisnis yang
terpilih merupakan bisnis yang mempunyai kebutuhan dana investasi yang kecil,
maka lakukan tahapan berikutnya.
d.
Hitung selisih net benefitdiantara
pilihan bisnis tersebut, kemudian hitung IRR dari hasil selisih net
benefitpilihan bisnis yang ada (MIRR).
e.
Nilai MIRR yang didapat, merupakan
standar untuk melakukan investasi dengan sisa dana yang ada terhadap pilihan
bisnis atau proyek lain dengan syarat IRR bisnis tersebut harus lebih besar
dari MIRR (IRR > MIRR).
f.
Apabila ketentuan pada tahap ke-5
tidak dapat dipenuhi, maka sebaiknya pilih saja bisnis dengan dana investasi
yang terbesar, walaupun nilai IRRnya lebih kecil.
2.3
Menghitung Dengan Rumus Mutually Exclusive Project
Misalkan terdapat dua buah bisnis,
yaitu bisnis A (bisnis kecil) dan bisnis B (bisnis besar) keduanya merupakan
bisnis yang bersifat mutually exclusive. Kedua bisnis tersebut mempunyai cost,
benefit, NPV yg telah dihitung dan IRR
sebagai berikut : (perhitungan berdasarkan Opportunity Cost of Capital(OCC)
10%.
a.
Bisnis
Kecil (Rp. juta)
Tahun
|
Cost (Rp)
|
Benafit (Rp)
|
Cash flows
|
Disc. Factor 10 %
|
NPV 10 %
|
Disc. Factor 19 %
|
NPV 19 %
|
Disc. Factor 20 %
|
NPV 20 %
|
1
|
300
|
-
|
-300
|
0,909
|
-272,7
|
0,840
|
-252
|
0,833
|
-249,9
|
2
|
-
|
100
|
100
|
0,826
|
82,6
|
0,706
|
70,6
|
0,694
|
69,4
|
3
|
-
|
100
|
100
|
0,751
|
75,1
|
0,593
|
59,3
|
0,578
|
57,9
|
4
|
-
|
100
|
100
|
0,683
|
68,3
|
0,498
|
49,9
|
0,482
|
48,2
|
5
|
-
|
100
|
100
|
0,620
|
62,0
|
0,419
|
41,9
|
0,401
|
40,2
|
6
|
-
|
100
|
100
|
0,564
|
56,4
|
0,352
|
35,2
|
0,334
|
33,4
|
Total
|
|
|
|
|
71,8
|
|
+4,9
|
|
-0,7
|
Besarnya NPV = Rp 71,8
IRR = 19% + 1% (4,9/5,6) = 19,875 atau
20 % dibulatkan
b.
Bisnis
Besar (Rp. juta)
Tahun
|
Cost (Rp)
|
Benafit (Rp)
|
Cash flows
|
Disc. Factor 10 %
|
NPV 10 %
|
Disc. Factor 14 %
|
NPV 14 %
|
Disc. Factor 15 %
|
NPV 15 %
|
1
|
-
|
-
|
-500
|
0,909
|
-454,5
|
0,877
|
-438,5
|
0,869
|
-434,5
|
2
|
500
|
-
|
-400
|
0,826
|
-330,4
|
0,769
|
307,6
|
0,756
|
-302,4
|
3
|
400
|
200
|
200
|
0,751
|
150,2
|
0,675
|
135
|
0,657
|
131,4
|
4
|
-
|
300
|
300
|
0,683
|
204,9
|
0,592
|
177,6
|
0,572
|
171,6
|
5
|
-
|
400
|
400
|
0,620
|
248,4
|
0,519
|
207,6
|
0,497
|
198,8
|
6
|
-
|
500
|
500
|
0,564
|
282,0
|
0,455
|
227,5
|
0,432
|
216
|
Total
|
|
|
|
|
100,6
|
|
+1,6
|
|
-19,1
|
Besarnya NPV pada DR 10% = Rp 100,6 juta
IRR = 14% + 1% (1,6/20,7) = 14,08%,
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa bisnis besar layak.
Untuk
menginvestasikan sisa dana yang ada, maka kita harus menghitung MIRR atau IRR selisih dari net
benefitkedua bisnis tersebut.
c.
Selisih
antara Bisnis Kecil (bisnis A) dengan Bisnis Besar (bisnis B)
Tahun
|
Cash flows proyek (B)
|
Cash flows proyek(A)
|
Selisih kedua cash
flows
|
Disc. Factor 10 %
|
NPV 10 %
|
Disc. Factor 12 %
|
NPV 12 %
|
1
|
-500
|
-300
|
-200
|
0,909
|
-181,8
|
0,893
|
-178,6
|
2
|
-400
|
100
|
500
|
0,826
|
-413,0
|
0,797
|
-398,5
|
3
|
200
|
100
|
100
|
0,751
|
75,1
|
0,712
|
71,2
|
4
|
300
|
100
|
200
|
0,683
|
136,6
|
0,635
|
127,0
|
5
|
400
|
100
|
300
|
0,620
|
186,3
|
0,567
|
170,1
|
6
|
500
|
100
|
400
|
0,564
|
225,6
|
0,507
|
202,8
|
Total
|
|
|
|
|
28,8
|
|
-6,0
|
IRR = 10% + 2% (28,8/34,8) = 11,66% atau
12 % dibulatkan.
Dengan
demikian berarti,jika selisih modal antara proyek A dan B dapat diinvestasikan
pada bisnis lain yang mempunyai internal rate of return lebih besar dari 12%,
maka bisnis kecil (A) dipilih, dengan syarat selisih dana tersebut dapat diinvestasikan.
Tetapi apabila hal tersebut tidak dapat dipenuhi, maka sebaiknya dipilih bisnis
yang besar (B) saja.
Misal
terdapat dua alternatif pilihan bisnis lainnya yang sesuai dengan sisa dana
yang ada.
d.
Bisnis
Kecil Lainya (Rp. juta)
Tahun
|
Cost (Rp)
|
Benafit (Rp)
|
Cash flows
|
Disc. Factor 10 %
|
NPV 10 %
|
Disc. Factor 12 %
|
NPV 12 %
|
Disc. Factor 14 %
|
NPV 14 %
|
1
|
600
|
-
|
-600
|
0,909
|
-545,4
|
0,892
|
-535,2
|
0,877
|
-526,2
|
2
|
-
|
300
|
300
|
0,826
|
247,8
|
0,797
|
239,1
|
0,769
|
230,7
|
3
|
-
|
300
|
300
|
0,751
|
225,3
|
0,711
|
213,3
|
0,674
|
202,2
|
4
|
-
|
150
|
150
|
0,682
|
102,3
|
0,635
|
95,25
|
0,592
|
88,8
|
Total
|
|
|
|
|
30
|
|
12,45
|
|
-4,5
|
Besarnya NPV pada DF 10% = Rp 30 juta
IRR = 12% + 2% (12,45/16,95) = 13,47 % atau 14%
dibulatkan
e.
Bisnis
Kecil Lainya (Rp. juta)
Tahun
|
Cost (Rp)
|
Benafit (Rp)
|
Cash flows
|
Disc. Factor 10 %
|
NPV 10 %
|
Disc. Factor 11 %
|
NPV 11 %
|
Disc. Factor 12 %
|
NPV 12 %
|
1
|
300
|
-
|
-300
|
0,909
|
-272,7
|
0,900
|
-270
|
|
|
2
|
300
|
-
|
300
|
0,826
|
247,8
|
0,812
|
-243,6
|
|
|
3
|
-
|
375
|
375
|
0,751
|
283,88
|
0,731
|
274,13
|
|
|
4
|
-
|
350
|
350
|
0,682
|
239,05
|
0,653
|
228,55
|
|
|
Total
|
|
|
|
|
2,43
|
|
-10,92
|
|
|
NPV pada DF 10% = Rp 2.43 juta
IRR = 10% + 1% (2,43/13,35) = 10,18%
atau 10 % dibulatkan
Hasil
perhitungan IRR terlihat bahwa bisnis A + C akan lebih menguntungkan (karena
mempunyai IRR lebih besar dari 12 %) jika dibandingkan dengan melaksanakan
bisnis A + D (karena bisnis D mempunyai
IRR kurang dari 12%). Dengan demikian, akan dipilih untuk melaksanakan bisnis A ditambah dengan
bisnis C.
Dari
perhitungan NPV pun sebetulnya dapat dibuktikan bahwa bisnis A dan bisnis C
akan dianggap lebih menguntungkan. Pembuktiannya sebagai berikut :
N.P.V
I = 10%
·
Bisnis B saja = RP. 100,6 juta
·
Bisnis A + C = Rp. 71,8 juta + Rp.30
juta = Rp 101,8 juta
·
Bisnis A + D = Rp. 71,8 juta + Rp. 2,43
juta = Rp 74,23 juta
·
Bisnis A saja = Rp. 71,8 juta
Dengan
demikian, telah terbukti, baik melalui perhitunganIRR maupun NPV, kombinasi
antara bisnis A dan C memberikan manfaat yang lebih besar, dan secara ekonomis
akan lebih menguntungkan untuk dipilih.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kadariah
(1986 : 64) menyebutkan bahwa mutually exclusive dapat terjadi jika harus
dipilih antara proyek yang berlainan,
atau antara bentuk
atau ukuran yang berbeda
dan proyek yang sama.
Tahapan
pemilihan bisnis bersifat mutually exclusive antara lain :
a.
Berikan urutan terhadap pilihan
bisnis yang ada, misal : bisnis 1, bisnis 2 atau bisnis A, bisnis B.
b.
Hitung besarnya IRR untuk semua
pilihan bisnis yang ada.
c.
Bisnis yang mempunyai nilai IRR
lebih tinggi, maka bisnis itulah yang akan dijalankan. Apabila bisnis yang terpilih
merupakan bisnis yang mempunyai kebutuhan dana investasi yang kecil, maka
lakukan tahapan berikutnya.
d.
Hitung selisih net benefitdiantara
pilihan bisnis tersebut, kemudian hitung IRR dari hasil selisih net
benefitpilihan bisnis yang ada (MIRR).
e.
Nilai MIRR yang didapat, merupakan
standar untuk melakukan investasi dengan sisa dana yang ada terhadap pilihan
bisnis atau proyek lain dengan syarat IRR bisnis tersebut harus lebih besar
dari MIRR (IRR > MIRR).
f.
Apabila ketentuan pada tahap ke-5
tidak dapat dipenuhi, maka sebaiknya pilih saja bisnis dengan dana investasi
yang terbesar, walaupun nilai IRRnya lebih kecil.
Daftar
Pustaka
Hadi,
A. Arifin, 2005, Mutually Exclusive Alternative Project Untuk Analisis
Kelayakan Usaha Industri Kecil. Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 6, No. 3
Juli 2005.
Ibrahim, Yacob., 2003, Studi Kelayakan
Bisnis, Edisi Revisi, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Muljadi,
P., 1998. Evaluasi Proyek (Uraian Singkat
dan Soal Jawab). Penerbit Liberty, Yogyakarta.
cie cie mas teguh wakakakakak
BalasHapuswkwkwwkkwk
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus